Polygon Stratos S1 Sebagai Road Bike Pertama Saya



Sejak kecil saya sangat menyukai sepeda balap, karena bentuknya yang keren, tipis dan cepat. Tapi setiap kali dibelikan sepeda oleh orang tua saya, dipilihkan type crosscountry atau MTB, katanya lebih cocok untuk berangkat sekolah setiap hari. Tapi sekarang saya sudah memiliki penghasilan sendiri dan bebas memilih sepeda apa yang akan saya beli. Tapi ini bukanlah kesempatan pertama saya untuk beli sepeda dengan uang sendiri, karena sebelumnya saya pernah beli sepeda lipat tapi mulai jarang dipakai karena saat itu fokus skripsi, langsung saya jual. Di postingan ini, kita fokus saja pada roadbike pertama saya Polygon Stratos S1.

Sebenarnya rencana untuk beli roadbike sudah saya rencanakan sejak Januari 2018, tapi karena kurangnya motivasi, rencana itu menjadi wacana dan mulai tenggelam. Hingga suatu saat di pertengahan tahun, kantor saya mengadakan kompetisi di Endomondo, siap paling banyak mengurangi kalori ketika berolahraga, maka dia akan menjadi pemenang dan mendpatkan hadiahnya. Hingga salah satu teman saya, sebut saja WSNJY membeli roadbike Thrill Ardent 4.0 dan membawanya ke kantor, saya pun review dan mencobanya. Nah disinilah motivasi saya kembali bangkit.


Kemudian saya sempat menguping obrolan teman saya, sebut saja Hananta dan mas mas Hangga. Mereka membecirakan tentang beli sepeda, Hananta la yang berencana ingin membeli sepeda. Hingga keesokan harinya, saya chat Hananta yang seolah-olah menawarkan jasa untuk menemani keliling dealer sepeda, tanpa memberitahu niat saya yang sebenarnya, yaitu ingin cari sepeda juga. 


Tapi chat pertama masih belum berhasil karena beliau ada acara, saya pun lanjutkan di beberapa hari lainnya, dan kita puna berangkat di hari berikutnya.

Pertemuan dengan Strattos

Saat itu selepas maghrib, kami mengelilingi beberapa dealer untuk mencari Polygon Stratos S1, sebelumnya saya sudah browsing diinternet untuk mencari roadbike dengan harga dibawah Rp 4 juta. Dari sebuah hasil yang ada, Strattos S1 adalah pilihan saya. Hingga pada salah satu dealer saya mendapatkan penampakannya. Sebelumnya saya biarkan dulu Hananta bertanya-tenya kepada customer tentang sepeda idamannya, merekapun keliling toko sampai Hananta mengecek beberapa sepeda yang dipajang. Ketika Hananta memutuskan untuk stop pembicaraan, saya putuskan untuk ambil alih, dengan menanyakan segala hal seputar Stratos S1,  meskipun speknya biasa, tapi saya yakin ini sudah cukup untuk pengguna roadbike pemula seperti  saya.

Setelah review dan beberapa obrolan panjang, akhirnya saya deal, dengan harga 3.9 juta rupiah, sangat murah sekali dibanding roadbike lainnya dengan spek yang sama, setelah di set oleh mekanik, saya coba-coba dulu agar setingan sesuai dengan saya. 

Cocok Untuk Pemula Seperti Saya


Bentuknya yang tipis dan keren membuat saya semakin peda di jalanan, disamping itu, bobotnya cukup ringan antara 9-10kg, dengan bahan utama aloy. Ukuran framenya 50 pas dengan postur tubuh saya. Yang paling mencolok dengan sepeda-sepeda yang saya gunakan sebelumnya adalah gowesannya, ringan dan sedikit energi saja bisa mendapatkan kecepatan yang luar biasa. Untuk percobaan pertama adalah jarak 8KM, perjalanan dari kantor pulang ke kontrakan, ini adalah pertama kali bagi saya untuk membawa sepeda ke kontrakan. Saya cek di Endomondo statistiknya masih biasa saja, speed rata-rata 20Kmpj, memang karena jalan pulang menanjak trus. Tapi tidak terlalu capek.

Memulai Kebiasaan Baru

Semenjak memiliki roadbike, saya membangun kebiasaan bangun pagi jam 04:30 WIB, dilanjutkan sholat shubuh dan lalu bersepeda minimal 10Km. 


Setelah 1 minggu melakukan kebiasaan diatas, saya puna merasa kurang, dan kini membuat target minimal 15Km per hari , dan hal itu berlangsung hingga sekarang. Jalurnya juga 70% tanjakan, karena saya ingin melatih daya tubuh saya, selain itu agar otot-otot saya semakin kuat dan padat. Efeknya memang sangat berasa, tubuh saya lebih segar dan tahan lama, sehingga enak digunakan ketika bekerja.

Biasanya saya susah tidur, dan bahkan baru bisa tidur setelah diatas jam 12 malam. Kini setelah memulai kebiasaan baru, jam 09 malam sudah mengantuk dan tidur lelap, hingga siap bangun jam 04:30 esok paginya.



Jika hari biasa minimal 15Km, maka pada weekend sabtu dan minggu saya memiliki target minimal 30Km, saat ini rekor saya baru 37Km untuk sekali perjalanan. 



Trek utama ketika weekend adalah tanjakan Jalan Kaliurang, biasanya disini banyak pesepeda lainnya yang menggunakan trek yang sama, kami sering bertegur sapa dengan membunyikan bel, isyarat tangan atau cukup dengan kedipan mata, jalurnya cukup lurus panjang dan menanjak cocok untuk melatih daya tahan. 

Biasanya saya bersepeda di weekend bersama Faisal, kolega saya. Kami start dari kilometer 6 dan puncaknya di kilometer 17, di kilometer 17 kami tidak langsung turun, tetapi mencoba jalur2 lain untuk menemukan tempat baru,sedikit menanjak, sedikit turun, dan seperti itu terus. Diatas sana tempatnya sangat hijau, udaranya sejuk dan segar, banyak ditemukan kebun salak di kanan kiri. 


Hal yang saya sukai lainnya ketika bersepeda diatas sana, hampir tidak ada kendaraan bermotor melintas, kami pun bisa sprint dengan leluasa.  Tapi karena ini perjalanan jauh, pastikan membawa bekal minumal, uang dan mini toolkit, untuk bertahan dari hal-hal yang tidak diinginkan. Pakaian dan helm sudah basah kuyup karena perjuangan ekstra karena mendaki tadi, tidak berasa karena keindahan yang ada di kanan dan kiri.



Perjalanan pulang pun menjadi ajang untuk sprint, karena jalanan menurun yang sangat panjang, angin yang menghantam tubuh kami di kecepatan seperti itu berfungsi juga sebagai pengering pakaian kami yang basah karena keringat. Kami tidak menggambil jalur yang sama ketika pendakian, melainkan, bergeser sekitar 4 - 6  Km kearah barat, mencari jalur sepi agar bisa sprint dengan leluasa. Rekor yang saya dapatkan adalah kecepan 63Kmpj, berdasarkan Endomondo. 



Kurang lebih itu cerita singkat saya bersama road bike pertama saya. Dan sebagai penutup, gambar diatas adalah sepeda lipat yang saya miliki sebelumnya, rekor terjauh adalah 50Km, bersepeda dari Amikom menuju puncak di sungai Kali Kuning Kaliurang.

Komentar

  1. waw memotivasi saya untuk sehat dengan langkah yang sama.

    BalasHapus
    Balasan
    1. terimakasih atas komentarnya, dan semoga bermanfaat

      Hapus
  2. waw, sepeda jenis ini memang sangat memudahkan penggunanya dijalanan, tapi apa daya,mental warga Indonesia masih bnyak yg ska mencuri

    BalasHapus
    Balasan
    1. nah karena itu, sampai saat ini saya cuma bawa untuk touring saja..
      tidak berani untuk kegunaan sehari2

      Hapus
  3. mantap sekal
    i Yusuf Akhsan. Langkah selanjutnya setelah mempunyai road bike pertama adalah upgrade sepeda. Entah komponennya atau sekalian sepedanya. Sungguh hobi yang beracun :))

    BalasHapus
    Balasan
    1. racun ini mulai menyebar ketubuhku, dimulai dari mengunjungi bebrapa channel youtube tema sepeda

      Hapus
  4. Salam.
    Sama, aku pake strattos s1 juga.
    Seringnya buat sepedaan malam. Soalnya siang repot kerja.
    Narget tiap minggu 50km, rata² goal tercapai. Bahkan lebih :D .

    BalasHapus
  5. Mas Bro untuk penggunaan selama ini apa ada kendala untuk strattos s1 nya? Karena saya jg akan membeli

    BalasHapus
    Balasan
    1. Area mana kak ini saya ada s1 kegedean uk 50 sdh upgrade pedal sproket serasa 10 speed ... speda 99% baru...buku masih mata kucing masih 3,8nego

      Hapus
    2. Lokasi mana bro? Ada kontak wa?

      Hapus
  6. september 2019 ini s1 sdh discontinue kliatannya, rata2 paling rendah mulai di stratos s2 dengan harga penawaran rp. 5.750.000 itu di bandung. tak sambangin rodalink otista, trb dan seputaran jl veteran (kebetulan toko nets tutup hari minggu). apalagi merek thrill blom menemukan di bandung...

    BalasHapus

Posting Komentar