Alasan Upgrade ke Strattos S4 dari Strattos S1

Bersama Strattos S4 ketika masih menggunakan part ori
Setelah 2 bulan menjalaani hidup dengan Road Bike Pertama saya Strattos S1, saya langsung memikirkan beberapa rencana untuk upgrade part. Bersama asisten saya: kalkulator, internet dan telepon, saya mulai browsing dan menelepon beberapa dealer dan menghitung totalnya menggunakan kalkulator. Hmm, waw, ternyata bisa buat beli sepeda baru. Apa saja sih yang ingin saya upgrade di Strattos S1 ini, dan kenapa saya pilih Strattos S4 ?, mari baca lebih jauh.

Ketika membeli Strattos S1 saya tidak terpikirikan untuk mendapatkan spek yang bagus, yang penting RoadBike harga termurah tapi original dari merek terkenal. Menjalani 2 bulan hidup bersama Strattos S1 saya belajar hal-hal baru didunia sepeda terutama road bike. Mulai dari group set, geometri frame, tipe - tipe roadbike, tips dan istilah-istilah lainnya.

Bahan dan Geometri Frame Strattos S1 Kurang Cocok

Alasan pertama yang membuat saya upgrade adalah bahan framenya, Strattos S1 merupakan 100% dari aloy, dan itu membuat total beratnya bersama part-part lain menjadi 10.5kg. Itu sangat melebihi batas dan berat total roadbike yang seharusnya. Berbeda dengan Strattos S4 yang merupakan kombinasi dari Alutech dan Carbon (saya lupa serinya), membuat bobot total sepeda menjadi 9kg.

Cahain stay Strattos S4 dibuat serapat mungkin dengan roda
Geometri Strattos S1 menurut saya lebih mirip sepeda hybrid, dimana bentuk fork yang membulat, bukannya pipih. Chain stay dan seat stay yang terlalu lebar. Dibandingkan dengan Strattos S4, ini sangatlah berbeda jauh, semua bagian frame di Strattos S4 dibuat setipis mungkin, bahkan jarak antara satu frame dengan part lainnya, seperti roda, crankarm, derailleur sangat tipis. membuat semakin aero dan efisien untuk transfer energi.

Harga Upgrade S1 lebih mahal dari Beli Baru

Strattos S1 masih menggunakan grup set Shimano Tourney dengan speed 2x7, lebih cocok untuk sepeda santai. Speed yang dihasilkan ketika di tanjakan, sangatlah kurang. Saya niat untuk upgrade ke level groupset 2 kali lebih tinggi yaitu Shimano Tiagra, dengan speed 2x10. Setelah ngobrol dengan mekanik sepeda, banyak juga yang harus diubah, selain group set, juga ganti brifter, sprocket dan wheelset, karena bawaan pabrik akan mudah rusak dengan speed tinggi. Totalnya pun bisa mencapai 6 jutaan rupiah, dan harga strattos S1 pun cuma 3.9 juta rupiah. 
Sempat terpikirkan untuk beli frame baru, tapi akhirnya satu putuskan untuk menjual Strattos S1 ini, dan terjual seharga 3.8 juta rupiah, tak apalah 100 ribunya untuk percobaan 2 bulan dan menghasilkan tubuh yang lebih bugar karena setiap pagi bersepeda.

Ada beberapa opsi dari saya yaitu Strattos S4 versi tahun lalu, Pasific Primum 3, United Inertia 5 dan Thril Ardent 1.0. Pasific primum cukup menarik perhatian karena material full carbonnya, tapi meskipun full carbon, beratnya masih 9KG dan goup setnya masih Shimano Sora 2x8 speed. 

Di hutan pinus Mangunan

Strattos S4 adalah opsi yang akhirnya saya wujudkan menjadi kenyataan dan saat itu seharga Rp 9.6 juta. Tahun ini Strattos S4 ada versi barusnya, tapi saya kurang suka karena framenya yang terlalu besar dan tipe peformance. Saya lebih Suka yang lama, karena lebih tipis dan mengusung geometri untuk endurance. 

Perbedaan Ketika Digunakan


Latihan pagi
Group set tiagranya cukup kompatibel dengan semua partnya, dan framenya sangat stiff dan bisa menyalurkan energi lebih optimal. Frok carbonnya selain membuat tambah ringan, ternyata juga berdampak pada kenyamanan. Ketika masih menggunakan Strattos S1 yang full aloy ada goncangan sedikit saja langsung berasa ke seluruh tubuh. Tapi di strattos S4, part carbonnya mampu menyerap seluruh getaran tersebut sehigga getaran yang sampai di badan tidaklah banyak, bahkan menjadi hilang (seperti vibranium), membuat sepeda lebih stabil dan tetap mampu berjalan kencang.

Disamping frame, partnya juga sangat menunjang. Strattos S4 ini sudah menggunakan part dari Entity Sport, mulai dari dropbar, stem, seatpost dan rims, karena part-part tersebut memang khusus diciptakan untuk road bike.

RD Shimano Tiagra
Perbedaan kedua yang paling berasa adalah group setnya, Tiagra 2 x 10 speed ini sangat memiliki perbedaan signifikan. Terutama ketika digunakan menanjak, jika menggunakan Strattos S1 pendakian di jalur Kaliurang cukup bikin ngos-ngosan, tapi setelah upgrade ke Strattos S4, biasa saja tuh, sama seperti jalur flat. Ringannya bukan ringan yang dapat menghasilkan kayuhan dengan rpm kencang, tapi kayuhan ringan tapi menghasilkan speed yang optimal pula.

Penutup

Cukup sekian dulu yang bisa saya sampaikan. Hasil diatas bisa berbeda-beda tergantung tipe pesepeda, kalian lebih ahli di tanjakan, peformance, atau all rouncer. Disamping itu pastikan fiting sepeda terlelbih dahulu, agar kamu bisa menggunakan sepedamu lebih efektif dan efisien.

Tapi ingat, yang paling penting adalab 99% faktor manusia, 1% sepeda, Yoga Pino. 

Komentar

  1. Informasi yg bermanfaat. Tapi sy msh setia dgn S1. Mau ambil magister/doctor dana nggak ada, he he...

    BalasHapus
    Balasan
    1. sip, dimaksimalkan saja, nanti bisa dipetik hasilnya di masa depan

      Hapus

Posting Komentar